Kamis, 10 Februari 2011

BANJIR

Banjir sering terjadi di Jakarta karena masyarakat/penduduk Jakarta sering membuang sampah sembarangan.  Jadi, jika masyarakat membuang sampah sembarangan bisa dipastikan Jakarta menjadi “kota banjir”. Seakan-akan di Jakarta banjir adalah hal yang biasa. Apalagi sungai-sungai di Jakarta tidak hanya dari Jakarta saja, tetapi kota-kota lain juga. Seperti andung, dan bogor.
Karena itu pemerintah kota Jakarta membangun poryek pencegahan banjir, yang dinamakan Proyek banjir kanal timur. Proyek ini berbentuk seperti bendungan yang mengalirikan ar sungai ke laut.
BKT direncanakan untuk menampung aliran Kali Cipinang, Kali Sunter, Kali Buaran, Kali Jati Kramat, dan Kali Cakung. Daerah tangkapan air (catchment area) mencakup luas lebih kurang 207 kilometer persegi atau sekitar 20.700 hektar. Rencana pembangunan BKT tercantum dalam Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 6 Tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah 2010 Provinsi DKI Jakarta.
BKT akan melintasi 13 kelurahan (2 kelurahan di Jakarta Utara dan 11 kelurahan di Jakarta Timur) dengan panjang 23,5 kilometer. Total biaya pembangunannya Rp 4,9 triliun, terdiri dari biaya pembebasan tanah Rp 2,4 triliun (diambil dari APBD DKI Jakarta) dan biaya konstruksi Rp 2,5 triliun dari dana APBN Departemen Pekerjaan Umum

Rabu, 02 Februari 2011

Sepatu Lukis tahan lama, tidak luntur walaupun dicuci Rp. 95.000,-
Hubungi : 031 71902541




Rp. 135.000,-

Kamis, 20 Januari 2011

Anak perempuan di Rumah Sakit itu…..


“Yuki ... nanti cepet pulangnya ya! jangan mampir-mampir lagi" teriak mamaku dari dalam rumah.
"Iya mah ..." jawabku pendek.
Kemudian aku segera mengayuh sepedaku menuju Rumah Sakit. Namaku adalah Yuki, dalam bahasa Jepang artinya salju. Umurku 13 tahun dan sekarang aku duduk di kelas 2 SMP. Aku mempunyai 2 orang adik, satu laki-laki yang sedang duduk di kelas 4 SD dan satunya lagi perempuan yang masih berumur 3 tahun. Sekarang aku sedang dalam perjalanan ke Rumah Sakit untuk menjenguk saudara perempuanku yang bernama Anna. Umurnya beda setahun denganku. Dia terkena DBD beberapa hari lalu. Beberapa saat kemudian aku sudah duduk di samping ranjang Anna. Anna terkulai lemas, dengan infus di tangannya.Di sampingnya ada mamanya yang biasa aku panggil tante Renny.
"Makanya na, kalo dibilang jangan males makan ya diikutin. Kan jadinya kayak gini" kataku sambil meletakan keranjang buah di meja. Anna hanya bisa mengangguk lemas. Tetapi tiba-tiba mataku menangkap bayangan seorang wanita di balik gorden ruangan itu. Tepatnya gorden yang memisahkan ranjang-ranjang. DEG ! jantungku berdebar keras dan aku langsung mendekatinya dan membukanya dengan cepat. Srrreeeekkkkkk ANEH ! tidak ada apa-apa disana
"Ada apa Yu ?" tanya tante Renny heran.
"E... eng... enggak, enggak ada apa-apa" kata ku tergagap. Aku sangat heran bercampur kaget, Pasti aku salah liat ! kataku dalam hati untuk menenangkan diriku. Dua jam kemudian Anna sudah tertidur pulas.
"Aku pulang dulu ya tante Renny" kataku karena jam juga sudah menunjukan pukul 7 malam.
"Iya, hati-hati ya Yu"kata Tante Renny. Kemudian aku keluar dan bermaksud untuk menuruni tangga.
***
Tiba-tiba ada seorang anak perempuan yang usianya mungkin sepantar dengan Anna. Ia naik di kursi roda .Wajahnya murung, iya sedang melihat ke Arahku.
"Hai, kamu siapa ?" kataku ramah. Wajahnya yang murungpun berubah menjadi manis dan ia tersenyum.
"Lavender William, panggil aku Lavender" katanya. Lalu ia mengajakku duduk di dekatnya. Lalu kami mengobrol.
"Nama kamu siapa ?" katanya menayakan balik.
"Yuki, Yuki Putri Dewi".
"Nama yang bagus ya...".
"Iya" sahutku lagi.
"Sudah berapa lama kamu dirawat disini Lavender ?" tanyaku ingin tahu. Wajahnya berubah murung lagi,
"Aku sejak kecil disini, aku kesepian. Aku bahkan tidak pernah pergi ke sekolah. Aku ingin punya banyak teman. Sehari-hari aku hanya di berikan tugas oleh guru lesku dan memandang pemandangan disini ceritanya panjang lebar. Aku jadi ikut sedih melihatnya.
"Yang sabar ya, pasti suatu hari nanti kamu akan sembuh" kataku sambil menepuk pundaknya. Aku merasakan tubuhnya sangat dingin seperti es.
"Iya, terimakasih ya" katanya sambil menghapus air mata yang sempat muncul. Tiba-tiba seseorang dari jauh mendatangiku.
"Yuki, ngapain sendirian disini?" katanya. Rupanya papanya Anna, atau yang biasa ku panggil om Harry yang baru pulang dari kantor dan ingin menjenguk anaknya.
"Yuki enggak sendirian kok om, kan ada ..." kataku sambil berbalik dan ingin menunjuk Lavender. Aku sangat terkejut, di sampingku tidak ada siapa-siapa kecuali satu kursi roda rusak yang sudah karatan. Rahangku ternganga lebar, keringat dingin membasahi tubuhku.
"Ada apa Yuki ?" kata Om Harry khawatir.
"Ng ... Nggak ada apa-apa kok om... Yuki pulang dulu ya ..." kata ku seraya berlari sekuat tenaga. Kemudian ke tempat parkir dan langsung mengayuh sepeda dengan perasaan yang tak enak.
***
Malamnya aku tidak bisa tidur. Anak perempuan yang bernama Lavender itu terus ada di bayanganku.
"Apa maksudnya ? Dia kesepian ? Apa dia itu hantu ? ". Aku terus memikirkannya, tak kurasa akupun terlelap. Lalu tiba-tiba aku melihat Anna sedang tidur di ranjangnya di rumah sakit. Lalu aku melihat Lavender berbicara kepada Anna. rasanya iya berbicara padaku.
"Ayo ikut denganku yuk ... lebih baik hidup saja di rumah sakit ini selamanya bersamaku. Daripada terus-terusan sengsara. Yuk !!!" katanya sambil tersenyum. Anna mengeleng. Tetapi akhirnya Lavender memaksanya. Lavender berubah menjadi sangat menyeramkan dengan wajah yang penuh dengan darah. Mukanya menjadi seperti dilindas truk.
"AAAAAAAAAAARRRRRRRRRGGGGGGGGHHHHHHHH" Anna menjerit, jeritannya sama kencangnya dengan ku. Lalu semuanya menjadi gelap dan aku terbangun dari tidurku. Badanku basah dengan keringat . Rupanya AC nya mati. Mimpi yang seperti nyata.
Aku melihat sudah jam 8 pagi. Ini hari Jumat dan sekolahku sedang libur karena kelas 9 ujian. Setelah mandi dan sarapan aku langsung pergi lagi ke Rumah Sakit karena khawatir dengan keadaan Anna. Dan aku juga ingin menyelidiki tentang Lavender lebih jauh. Sesampainya disana, kekhawatiranku menjadi kenyataan. Anna dalam keadaan koma di ruang ICU. Tante Renny dan Om Harry sedang menangis dan tak henti-hentinya berdoa. Kemudian aku segera pergi untuk mencari tahu pada seorang suster di kamar sebelumnya tempat Anna di rawat.
"Permisi suster" kata ku pada seorang suster yang memakai kacamata.
"Ada apa dik ?"
"Apa suster pernah mendengar seorang pasien yang bernama Lavender William ?" kataku dengan terburu-buru. Suster itu berusaha mengingat-ingat sebentar.
"Oh iya ! itu pasien kami yang sudah lama sekali meninggal. Ia menghabiskan hidupnya di Rumah Sakit ini dan ia meninggal di kamar ini tepatnya di tempat tidur itu" kata nya sambil menunjuk tempat tidur di samping tempat tidur Anna.
***
Suster itu menceritakan semuanya kepadaku. Seperti inilah cerita sebenarnya :
Lavender William, anak dari bapak Willy yang adalah seorang ilmuwan. Ibunya telah lama meninggal saat melahirkan Lavender. Sejak lahir iya dirawat disini karena mengalami kelainan fisik yaitu iya tidak bisa berjalan dan sering mengeluarkan darah dari mulutnya. Setiap hari iya hanya memandang keluar jendela. Semangat sembuhnya sangat kuat, iya sangat ingin pergi kesekolah dan mempunyai banyak teman. Tetapi pada suatu hari iya meninggal karena sudah tidak kuat lagi.
***
Setelah berterimakasih kepada suster, aku langsung menuju tempat tidur tersebut. "LAVENDER, TOLONG JANGAN AMBIL ANNA... ORANGTUANYA SANGAT MENCINTAINYA ! IYA JUGA MASIH INGIN HIDUP DAN BERKEMBANG ! TOLONG LAVENDER ,,, AKU TAHU PERASAAN MU YANG SANGAT INGIN HIDUP DAN BERTEMAN DENGAN BANYAK ORANG ! TETAPI JANGAN AMBIL SAUDARAKU ! BANYAK ORANG MENANGIS KARENA KEADAANNYA SEKARANG ! " tiba-tiba datang angin kencang entah dari mana. Kemudian Lavender dengan kursi rodanya menatapku.
"AKU JUGA ! AKU JUGA INGIN HIDUP ! BUKAN HANYA ORANG-ORANG LAIN YANG NORMAL DAN SEMPURNA" katanya sambil menangis. "SEHARI-HARI AKU HANYA BERHARAP DAN BERHARAP, TAPI APA YANG AKU DAPAT ??? HANYA KESENGSARAAN !" katanya lagi. Kemudian aku tersenyum.
"Kamu bisa bahagia Lavender, kamu bisa bahagia di sana berkumpul dengan ibumu... kamu mau kan berkumpul dengan ibumu ? tempatmu bukan disini sekarang. Aku rasa Lavender anak perempuan yang baik kan ? Bukan Lavender yang ingin mengambil hidup orang lain ?" kataku lembut, tak terasa air mata mengalir di pipiku. Kemudian angin tersebut mulai reda.
***
"Baiklah Yuki,,, terimakasih untuk semuanya. Kata-katamu menyadarkan ku" katanya sambil terbang ke luar jendela, iya melambai padaku dan menghilang. Kemudian aku keluar lagi dan kembali ke ruang ICU. Ternyata Anna sudah melewatkan masa kritisnya ... Aku sangat senang, begitu juga dengan orangtua Anna. Beberapa minggu kemudian Anna sudah boleh keluar dari Rumah Sakit. Kami kemudian bermain di taman . Anna sangat ceria dan kemudian iya bertanya padaku.
"Yuki, apakah kamu tau seorang anak perempuan di rumah sakit yang seumuran denganku dan memakai kursi roda ?" tanyanya dengan heran.
"Ummm .. tidak ..." kataku sambil menatap ke arah langit, aku merasa melihat Lavender yang sudah bahagia di alam sana ....

SELESAI ...